Salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat kelulushidupan kultivan budidaya selain
faktor pakan adalah kualitas air. Kualitas air merupakan salah satu faktor
;ingkungan yang turut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan kultivan.
Beberapa farameter yang dalam kualitas air antara lain adalah:
A.
Parameter
Fisika
1. Debit air
Debit dapat di artikan sebagai air yang
masuk ke dalam kolam melalui saluran inlet. Proses terjadinya pergantian air
tersebut diperlukan debit air yang cukup. Salah satu cara untuk menghasilkan
debit air yang besar dengan dilakukannya pembuatan bendungan. Debit air (volume
air) yang dapat masuk kedalam kolam pembesaran maupun pembenihan ikut pula dalam menentukan padat penebaran ikan bawal. Debit
air yang ideal untuk kolam pembesaran ikan bawal (Colossoma macropomum) adalah
sebesar 6 – 12 liter/detik/hektar. Debit air tersebut ditunjang dengan
kedalaman air 70-100 cm
2. Suhu
suhu merupakan karakteristik inheren, dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas
dan energi. Suhu
juga dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi atau tingkat pelapisan air di
kolam. Suhu air pada lapisan permukaan lebih panas daripada di bawahnya,
sehingga air di permukaan lebih tinggi suhunya daripada dengan air di bawahnya.
Pada tambak kepiting soka/cangkang lunak kisaran nilai suhu yang layak adalah 26 – 32oc.
3. Kecerahan
Radiasi cahaya matahari
juga sangat penting dalam melengkapi
cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses
fotosintesa. Fotosintesis oleh fitoplankton bergantung pada cahaya, semakin
tinggi intensitas cahaya semakin tinggi pula laju fotosintesis. Fotosintesis
akan menurun bila intensitas cahaya menurun. turbiditas (kekeruhan) akan
menurunkan kemampuan air untuk meneruskan cahaya kedalamnya. Perairan kolam,
turbiditas dan warna air disebabkan oleh koloid dari partikel-pertikel lumpur,
organik terlarut dan yang paling besar disebabkan oleh densitas plankton.
4. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan didasari pada
suatu relief dasar dari perairan tersebut. Perairan yang memiliki kedalaman
dangkal kecepatan arus relatif cukup besar dibandingkan dengan kecepatan arus
pada daerah yang lebih dalam. Fitoplankton sebagai produsen primer hanya
didapat pada daerah atau kedalaman dimana sinar matahari masih dapat menembus
badan perairan.
5. Arus
Arus adalah gerakan air yang melibatkan perpindahan
horisontal masa air yang diikuti oleh partikel-partikel
yang terdapat pada badan air. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
arus yaitu:
1.Angin ;
2.Perbedaan
tekanan air ; dan
3.Perbedaan
densitas.
Kecepatan
arus baik langsung
maupun tidak mempengaruhi substrat dasar yang merupakan faktor yang menentukan
komunitas benthos. Arus
air akan menambah jumlah
oksigen dalam air dan mengurangi susunan
partikel dasar sungai yang merupakan faktor yang menentukan komposisi benthos. Arus juga dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh hewan
makrobenthos, namun juga dapat membantu ketersediaan bahan-bahan makanan yang
dibutuhkan dan membantu penyebaran larva hewan makrobenthos
B.
Parameter
Kimia
1. Oksigen
terlarut (DO)
Oksigen
merupakan parameter kualitas air yang diperlukan bagi semua organisme hidup
untuk pernafasan, juga memproduksi organisme yang diperlukan untuk proses
pencernaan dan asimilasi makanan, menjaga keseimbangan osmotik serta untuk
aktifitasnya.
Kandungan
oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota lainnya dapat menyebabkan
penurunan daya hidup ikan. Kandungan oksigen terlarut dalam air yang cocok
umtuk kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah lebih dari 5-7 ppm
Pada
tambak kepiting soka/cangkang lunak kisaran nilai oksigen terarut yang layak
adalah >4 mg/L.
2. Karbondioksida
(CO2)
Karbondioksida (CO2) bebas
merupakan CO2 yang terkandung dalam perairan, sehingga merupakan
respirasi yang penting bagi kelangsungan sistem perairan Konsentrasi oksigen
terlarut rendah, maka konsentrasi CO2 dalam air sangat tinggi.
Konsentrasi tersebut terjadi disebabkan CO2 yang dibebaskan pada
waktu respirasi digunakan dalam fotosintesis. Oksigen terlarut terlarut rendah
maka fotosintesa akan berlangsung secara perlahan-lahan. Konsentrasi CO2
meningkat, CO2 yang dibebaskan melalui respirasi tidak diserap oleh
fitoplankton untuk fotosintesa. Konsentrasi CO2 meningkat pada waktu
malam hari dan menurun kembali pada waktu siang hari
3. Salinitas
Salinitas
merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada kelangsungan hidup
dan pertumbuhan organisme akuatik. Karena merupakan masking factor bagi organisme akuatik yang dapat memodifikasi
peubah fisika dan kinia air menjadi satu kesatuan pengaruh yang berdampak
osmotik terhadap osmoregulasi dan bioenergetik organismee akuatik. Salinitas
adalah konsentrasi ion total yang terdapat di perairan. Nilai salinitas
perairan tawar biasanya kurang dari 0.5 ppt, perairan payau antara 0.5 –
30 ppt dan perairan laut 30 – 40 ppt. Pada tambak budidaya kepiting
soka/cangkang lunak kisaran salinitas yang layak bagi kutivan adaah 7,5 – 8,5
ppt. Pada perairan sungai nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan
darilaut ketika pasang maupun surut.
4. pH
Nilai pH menggambarkan
keasaman atau alkalinitas perairan. Derajat keasaman (pH) air dinyatakan dalam
skala berkisar antara 0 - 14, dimana pH dari 1 - 7 bersifat asam sedangkan 7 -
14 bersifat basa. Kisaran pH yang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan
adalah antara 6,5 - 8,5. Nilai pH yang ekstrim dapat mengakibatkan kerusakan
pada permukaan jaringan insang akibat lebih jauh adalah kematian. Derajat
keasaman (pH) air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air
yang sangat rendah atau sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan dengan
gejala gerakannya tidak teratur, tutup insang bergerak sangat aktif, dan
berenang sangat cepat di permukaan air. Keadaan air yang sangat basa juga pula
menyebabkan pertumbuhan ikut terhambat
5. Alkalinitas
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal dengan
sebutan acid-neutralizing capacity (ANC)
atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Nilai alkalinitas yang baik berkisar
antara 30 – 500 mg/liter CaCO3. Penentuan nilai alkaliniats secara
titrimetrik, tahap awal dari penentuan alkalinitas adalah penambahan indikator phenol-phthalein. Terbentuk warna merah seulas, berarti di
dalam larutan tersebut terdapat karbonat atau bikarbonat atau hidroksida
6. Kesadahan
Kesadahan pada dasarnya
ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan
dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat. Kesadahan
perairan berasal dari kontak dengan tanah dan bebatuan Tingkat total
alkalinitas dan kesadahan air yang diperlukan untuk budidaya ikan umumnya sekitar 20 - 300 mg/l. Total alkalinitas dan kesadahan air lebih
rendah dan dapat
di ditingkatkan dengan
cara
pemberian kapur pada kolam,
sedangkan bila terlalu tinggi belum ditemukan cara yang praktis untuk
menurunkannya
C.
Prameter
Biologi
1. Produktivitas
Primer (PP)
Produktivivitas perairan
adalah produktivitas fitoplankton dan tumbuhan pada tambak. Produktivitas
perairan sangat besar peranannya
dalam budidaya ikan maupun udang. Produktivitas perairan suatu perairan dipengaruhi kecepatan penguraian dari bahan organik
menjadi garam mineral.
Produksi primer di lautan
bebas menunjukkan tingkat yang relatif rendah yaitu berkisar antara 0,005
sampai 0,5 gC/m2/hari. Daerah paparan benua dan tempat-tempat yang
sering terjadi upwelling menghasilkan
nilai yang lebih tinggi yaitu diantara 0,5 sampai 1,25 gC/m2/hari,
sekalipun demikian nilai-nilai tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan
daerah tanah pertanian yang ada (sekitar 10 gC/m2/hari)
Sumber
:
Effendi,
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.
Kanisius. Yogyakarta.
Laporan
Resmi Praktikum Limnologi. 2011. FPIK. Universitas Diponegoro. Semarang.
Wahyuningsih,
Yuni. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis Pakan Segar Terhadap Laju Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Kepiting Bakau (Scylla
serrata) Cangkang Lunak dengan Metode Popeye.FPIK. Univ. Diponegoro. Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar