Rabu, 21 Desember 2016

KUALITAS AIR



Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kelulushidupan kultivan budidaya selain faktor pakan adalah kualitas air. Kualitas air merupakan salah satu faktor ;ingkungan yang turut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan kultivan. Beberapa farameter yang dalam kualitas air antara lain adalah:

A.    Parameter Fisika
1.   Debit air
Debit dapat di artikan sebagai air yang masuk ke dalam kolam melalui saluran inlet. Proses terjadinya pergantian air tersebut diperlukan debit air yang cukup. Salah satu cara untuk menghasilkan debit air yang besar dengan dilakukannya pembuatan bendungan. Debit air (volume air) yang dapat masuk kedalam kolam pembesaran maupun pembenihan  ikut pula dalam  menentukan padat penebaran ikan bawal. Debit air yang ideal untuk kolam pembesaran ikan bawal (Colossoma macropomum) adalah sebesar 6 – 12 liter/detik/hektar. Debit air tersebut ditunjang dengan kedalaman air 70-100 cm 
2.   Suhu
suhu merupakan karakteristik inheren, dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Suhu juga dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi atau tingkat pelapisan air di kolam. Suhu air pada lapisan permukaan lebih panas daripada di bawahnya, sehingga air di permukaan lebih tinggi suhunya daripada dengan air di bawahnya. Pada tambak kepiting soka/cangkang lunak kisaran nilai suhu  yang layak adalah 26 – 32oc.
3.   Kecerahan
Radiasi cahaya matahari juga  sangat penting dalam melengkapi cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses fotosintesa. Fotosintesis oleh fitoplankton bergantung pada cahaya, semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi pula laju fotosintesis. Fotosintesis akan menurun bila intensitas cahaya menurun. turbiditas (kekeruhan) akan menurunkan kemampuan air untuk meneruskan cahaya kedalamnya. Perairan kolam, turbiditas dan warna air disebabkan oleh koloid dari partikel-pertikel lumpur, organik terlarut dan yang paling besar disebabkan oleh densitas plankton.
4.   Kedalaman
Kedalaman suatu perairan didasari pada suatu relief dasar dari perairan tersebut. Perairan yang memiliki kedalaman dangkal kecepatan arus relatif cukup besar dibandingkan dengan kecepatan arus pada daerah yang lebih dalam. Fitoplankton sebagai produsen primer hanya didapat pada daerah atau kedalaman dimana sinar matahari masih dapat menembus badan perairan.
5.   Arus
Arus  adalah gerakan air yang melibatkan perpindahan horisontal masa air yang diikuti oleh partikel-partikel yang terdapat pada badan air. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya arus  yaitu:
1.Angin ;
2.Perbedaan tekanan air ; dan
3.Perbedaan densitas.
Kecepatan arus baik langsung maupun tidak mempengaruhi substrat dasar yang merupakan faktor yang menentukan komunitas benthos. Arus air akan menambah jumlah oksigen dalam air dan mengurangi susunan partikel dasar sungai yang merupakan faktor yang menentukan komposisi benthos. Arus juga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh hewan makrobenthos, namun juga dapat membantu ketersediaan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan dan membantu penyebaran larva hewan makrobenthos

B.    Parameter Kimia
1.     Oksigen terlarut (DO)
Oksigen merupakan parameter kualitas air yang diperlukan bagi semua organisme hidup untuk pernafasan, juga memproduksi organisme yang diperlukan untuk proses pencernaan dan asimilasi makanan, menjaga keseimbangan osmotik serta untuk aktifitasnya.
Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota lainnya dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan. Kandungan oksigen terlarut dalam air yang cocok umtuk kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah lebih dari 5-7 ppm
Pada tambak kepiting soka/cangkang lunak kisaran nilai oksigen terarut yang layak adalah >4 mg/L.
2.     Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida (CO2) bebas merupakan CO2 yang terkandung dalam perairan, sehingga merupakan respirasi yang penting bagi kelangsungan sistem perairan Konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka konsentrasi CO2 dalam air sangat tinggi. Konsentrasi tersebut terjadi disebabkan CO2 yang dibebaskan pada waktu respirasi digunakan dalam fotosintesis. Oksigen terlarut terlarut rendah maka fotosintesa akan berlangsung secara perlahan-lahan. Konsentrasi CO2 meningkat, CO2 yang dibebaskan melalui respirasi tidak diserap oleh fitoplankton untuk fotosintesa. Konsentrasi CO2 meningkat pada waktu malam hari dan menurun kembali pada waktu siang hari
3.     Salinitas
Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisme akuatik. Karena merupakan masking factor bagi organisme akuatik yang dapat memodifikasi peubah fisika dan kinia air menjadi satu kesatuan pengaruh yang berdampak osmotik terhadap osmoregulasi dan bioenergetik organismee akuatik. Salinitas adalah konsentrasi ion total yang terdapat di perairan. Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0.5 ppt, perairan payau antara 0.5 – 30 ppt dan perairan laut 30 – 40 ppt. Pada tambak budidaya kepiting soka/cangkang lunak kisaran salinitas yang layak bagi kutivan adaah 7,5 – 8,5 ppt. Pada perairan sungai nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan darilaut ketika pasang maupun surut.
4.     pH
Nilai pH menggambarkan keasaman atau alkalinitas perairan. Derajat keasaman (pH) air dinyatakan dalam skala berkisar antara 0 - 14, dimana pH dari 1 - 7 bersifat asam sedangkan 7 - 14 bersifat basa. Kisaran pH yang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah antara 6,5 - 8,5. Nilai pH yang ekstrim dapat mengakibatkan kerusakan pada permukaan jaringan insang akibat lebih jauh adalah kematian. Derajat keasaman (pH) air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air yang sangat rendah atau sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan dengan gejala gerakannya tidak teratur, tutup insang bergerak sangat aktif, dan berenang sangat cepat di permukaan air. Keadaan air yang sangat basa juga pula menyebabkan pertumbuhan ikut terhambat
5.     Alkalinitas
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30 – 500 mg/liter CaCO3. Penentuan nilai alkaliniats secara titrimetrik, tahap awal dari penentuan alkalinitas adalah penambahan indikator phenol-phthalein. Terbentuk warna merah seulas, berarti di dalam larutan tersebut terdapat karbonat atau bikarbonat atau hidroksida
6.     Kesadahan 
Kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat. Kesadahan perairan berasal dari kontak dengan tanah dan bebatuan Tingkat total alkalinitas dan kesadahan air yang diperlukan untuk budidaya ikan umumnya sekitar 20 - 300 mg/l. Total alkalinitas dan kesadahan air lebih rendah dan dapat di ditingkatkan dengan cara pemberian kapur pada kolam, sedangkan bila terlalu tinggi belum ditemukan cara yang praktis untuk menurunkannya

C.    Prameter Biologi
1.     Produktivitas Primer (PP)
Produktivivitas perairan adalah produktivitas fitoplankton dan tumbuhan pada tambak. Produktivitas perairan sangat besar peranannya dalam budidaya ikan maupun udang. Produktivitas perairan suatu perairan dipengaruhi kecepatan penguraian dari bahan organik menjadi garam mineral.
Produksi primer di lautan bebas menunjukkan tingkat yang relatif rendah yaitu berkisar antara 0,005 sampai 0,5 gC/m2/hari. Daerah paparan benua dan tempat-tempat yang sering terjadi upwelling menghasilkan nilai yang lebih tinggi yaitu diantara 0,5 sampai 1,25 gC/m2/hari, sekalipun demikian nilai-nilai tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan daerah tanah pertanian yang ada (sekitar 10 gC/m2/hari)





Sumber :
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Laporan Resmi Praktikum Limnologi. 2011. FPIK. Universitas Diponegoro. Semarang.
Wahyuningsih, Yuni. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis Pakan Segar Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelulushidupan Kepiting Bakau (Scylla serrata) Cangkang Lunak dengan Metode Popeye.FPIK. Univ. Diponegoro. Semarang.

EKOSISTEM PERAIRAN





  Indonesia sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai  tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia dibeberapa tempat, terutama dikawasan barat menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang hampir seragam. Sistem perairan yang menutupi ¾ bagian dari permukaan bumi. Ekosistem perairan dibedakan dalam 3 kategori utama yaitu:

1.  Ekosistem Air Tawar
Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :
a.  Perairan mengalir (lotic water) dicirikan dengan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus.
b.  Perairan menggenang (lentic water) contohnya danau, waduk dan rawa.
Bebrapa komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan dan bernilai ekonomi tinggi di perairan air tawar antara lain :
          a)     Ikan Konsumsi
§  Ikan mas
§  Ikan nila
§  Ikan lele
§  Ikan gurame
§  Ikan bawal air tawar
§  Ikan patin 

b)  Ikan hias
§   Ikan koi
§   Ikan cupang
§   Ikan gupy
§   Ikan mas koki
§   Ikan komet
§   Lobster air tawar


2.  Ekosistem Estuarin/Payau
Menurut beberapa ahli mendefinisikan Estuaria sebagai perairan yang semi tertutup menerima air awar yang mengalir dari daratan dan sekitarnya serta mempunyai hubungan bebas dengan laut lepas (Lauff, 1961). Dan ada juga yang mendefinisikan bahwa Estuaria adaah muara sungai dimana terjadi arus pasang surut yang mengakibatkan adanya percampuran antara air laut dengan air tawar (Odum, 1972). Dari beberapa hal tersebut Estuaria dapat didefiniskan sebagai suatu perairan pesisir semi tertutup yang memiliki hubungan bebas dengan laut lepas, sangat diperngaruhi oeh gaya pasang surut dan didalamnya tercampur air laut dengan air tawar yang berasal dari drainase daratan.
Ekosistem perairan payau merupakan suatu zona peralihan air tawar dengan air laut, dimana organisme yang tumbuh didominasi oleh vegetasi hutan bakau atau mangrove. Wadah budidaya ikan di perairan estuarin/payau adalah tambak.
Bebrapa komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan dan bernilai ekonomi tinggi di perairan air payau antara lain :
a)  Ikan konsumsi air payau
§  Ikan bandeng
§  Ikan kakap
§  Ikan kerapu
§  Ikan bawal bintang
§  Ikan mujair
§  Kepiting
§  Udang
§  Rajungan
§  Rumput laut
§  Sidat


3.  Ekosistem Laut
Ekosistem air laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di panet bumi (nybakken, 1988). Lautan menutupi lebih daripada 80% belahan bumi selatan tetapi hanya mampu 61% belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumi.       
Beberapa komoditas ekosistem air laut yang dibudidayakan di KJA bernilai ekonomi tinggi antara lain:

§                 - Ikan kerapu
§                - Udang
§                 - Lobster
§                - Rumput laut
        - Teripang
§                - Baronang
§               - Kerang
§               --  Udang barong





Sumber :