Rabu, 07 Maret 2018

KEPITING BAKAU (Scylla sp.)


Kepiting bakau (Scylla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Permintaan konsumen akan kepiting terus meningkat baik di pasaran dalam maupun luar negri. Dan menjadikan komoditas tersebut sebagai salah satu komoditas andalan ekspor non migas mendampingi udang windu.

1.   Morfologi dan Biologi Kepiting Bakau
Kepiting bakau memiliki ukuran lebar karapas lebih besar daripada ukuran panjang tubuhnya dan permukaanya agak licin. Pada dahi anntara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya masing-masing terdapat sembilan buah duri. Kepiting bakau jantan memiliki sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada panjang karapasnya. Sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Selain itu, kepiting bakau juga memiliki 3 pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting bakau berjenis kelamin jantan ditandai dengan abdomen bagian bawah berbentuk segitiga meruncing, sedangkan pada kepiting bakau betina melebar.
Habitat hidup kepiting bakau beraneka ragam, mulai dari lingkungan air, baik tawar maupun asin dan lingkungan daratan. Ada beberapa jenis kepiting yang menyukai hidup di lingkungan berbatu, namun ada pula lebih senang hidup diantara akar tumbuhan-tumbuhan air.

2.   Kebutuhan Pakan dan Nutrisen Kepitng Bakau
Keberhasilan pembesaran kepiting bakau di tambak atau dalam suatu eadah terkontrol sangat ditentukan oleh kesesuaian pakan yang diberikan, baik jumlah maupun jenis. Kepiting bakau adaah hewan omnivore scavenger artinya mereka dapat memakan segala jenis makanan baik hesani maupun nabati bahkan bangkai sekalipun. Terkait pada kebutuhan pakan kepiting kisaran komposisi nutrien dalam pakan kepiting adalah :
Protein
: 34 – 54 %
Lemak
: 4,5 – 10,8 %
Serat
: 2,1 – 4,3 %
BETN
: 18,7 – 42,5 %
Abu
: 0,6 – 22,0 %

3.   Pertumbuhan dan Efisensi Pakan
Pertumbuhan pada kepiting bakau merupakan pertumbuhan bobot badan dan ebara karapas yang terjadi secara berkala setelah terjadi pergantian kulit atau molting. Kepiting tidak dapat tumbuh secara inier sebagaimana hewan lain karena kepiting memiliki cangkang luar yang keras yang tidak dapat bertumbuh. Jadi untuk bertumbuh kepiting harus melepaskan karapas yang lama dengan karapas yang baru agar dapat tumbuh lebih besar.
Perumbuhan pada kepiting didahului dengan pergantian karapas yang mulai dengan pembelahan sel-sel epidermis secara mitosis menjadi berbentuk padat, rapat dan kolumer. Pembelahan sel-sel epidermis menyebabkan terjadinya tegangan pada permukaan sel-sel epidermis sehingga kutikula terpisah dari cairan epidermis. Cairan ganti kulit disekresikan pada ruang antara kutikula dan epidermis sehingga kutikula yang baru terbentuk sempurna.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kepiting yaitu :
1.   Faktor Dalam
Ukuran jenis kelamin dan kelengkapan anggota tubuh
2.   Faktor Luar
Ketersediaan pakan, cahaya, suhu dan salinitas
Pertumbuhan kepiting bakau tergantung pada energi yang tersedia, bagaimana energi tersebut digunakan dalam tubuh dan pertumbuhan hanya akan terjadi apabila terdapat kelebihan energi setelah kebutuhan energi minimalnya (untuk hudiup pokok) terpenuhi.
            Efisiensi pakan menunjukan tinggkat pemenfaatan pakan untuk pertumbuhan. Efisiensi terdiri atas :
a.   Efisiensi pakan kotor
Menggambarkan kadar energi (nilai parameter dalam bahan kering) dari pertumbuhan berat badan sebagai proporsi yang menggambarkan energi yang termanfaatkan dari pakan yang diberikan.
b.   Efisiensi pakan bersih
Pertumbuhan relatif dari jumah energi yang tercerna, kadar energi tersebut relatif dari jumlah energi tersebut dari makan dicerna setelah mengurangi kadar energi feses dan N hasil ekresi.

4.   Kulitas Air Kepiting Bakau
Bebrapa parameter kualitas air yang berpengaruh bagi kehidupan atau keberlangsungan hidup kepiting bakau meiputi :
Suhu
: 24 – 32oC
DO (oksigen terlarut)
: >3 ppm
Amoniak
:<0,1 ppm
Salinitas
: 5 – 25 ppt
pH
: 7 – 9

Dapus
Yasin, Heriyanto. 2011. Pengaruh Pemberian Berbagai Kadar Karbohidrat Dan Lemak
Pakan Ber-Vitomolt Terhadap Efisiensi Pakan Dan Pertumbuhan Kepiting Bakau
(Scylla sp.).Universitas Hasanuddin [Skripsi]



Terima Kasih
&
Semoga Bermanfaat 



Pangandaran, 7 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar